Kutulis puisi ini, dalam sajak mendung
Pagi yang terhalang mega hitam
Hingga mentari tak luput dari hijab kelam
Tersisalah murung menjejalkan kehampaan
Kuteguk pahit kenyataan
Seperti pagi yang terus murung
Tiada lagi cinta yang menyambut di pagi hari
Tiada lagi mentari yang memberi cahaya hati
Perlahan demi meneteskan air
Hujan turun mengiringi mendung
Air mataku tertumpah mengalir di semai benih perih
Pintalan benang kesedihan mencekik leherku
Mendung hati ini tak memimpikan hadirnya matahari yang mengintip
karena matahariku telah tergenggam langit yang berbeda
Langit yang lebih cerah tanpa mega mendung
Sementara langitku hanya murung seakan ingin runtuh
Pagi mendung,
Terimakasih telah mewakili lukisan hatiku
Biarlah hujan berderai seperti airmataku
Agar nanti, bunga - bunga ketulusan mekar beraroma
Untuk cinta yang tak dapat kucapai adanya.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar di blog Indahnya Berpuisi semoga bermanfaat..dan komentar apapun kami hargai selama masih batas kewajaran...