Tenanglah, hati ini masih untukmu. Rindu ini
masih berteriak namamu.
Kamu masih menjadi yang aku utamakan, kamu
masih menjadi kebanggaan.
Kamu masih menjadi yang teristimewa. Kamu
masih menjadi segalanya untukku.
Sedetik saja, aku tidak pernah pergi
meninggalkan hatimu…
Tentu
saja kamu masih menjadi segala-galanya untukku. Tentu saja aku tidak pernah
pergi meninggalkan hatimu, iya. Karena, aku menyanyangimu dengan terlalu sangat.
Aku, begitu terjatuh pada hati yang pernah kamu persembahkan untukku. Dan aku
lupa, bagaimana caranya untuk berdiri, bagaimana caranya untuk berjalan maju
tanpa melihat masa lalu…
Aku lupa, dulu, kini dan esok adalah waktu
yang mungkin tidak lagi membawa kita pada arah yang sejalan. Aku lupa, jika
kamu sudah memutuskan untuk memutar haluan. Meninggalkanku, dan membiarkanku
melanjutkan jalanku sendiri, tanpa kamu….
Aku lupa, jika segala perbedaan sikap dan
tingkahmu adalah caramu untuk membuatku mundur. Maaf, aku tidak peka, aku hanya
mencoba bertahan sekuat tenaga agar hubungan ini tetap terjaga. Tapi, apalah
daya, apa yang ku pertahankan tidak akan pernah sejalan jika kamu tetap ingin
melepaskan.
Aku lupa, jika segala perubahan dan perbedaan
yang ada telah kamu ciptakan. Maaf, aku tidak peka. Aku tidak mampu membaca
segala perubahan yang ada, seharusnya aku peka, seharusnya aku sadar, jika
perubahanmu adalah caramu mengusirku secara halus…
Sebenarnya, kamu yang selalu dihati. Dan
kenyataannya, bukan aku yang selalu dihatimu…
Aku mencintaimu tulus dari lubuk hatiku
BalasHapusBukan sekedar basa basi atau nyanyian mulut berspasi
Dan aku menyayangimu dengan segenap rasaku bukan hanya ilusi atau lantunan kata bernarasi
berjanjilah untuk setia
seperti pelangi yang slalu hadir setelah rinai hujan
Ketulusan cintamu itu …
BalasHapusAdalah kesederhanaan sikapmu..
Ketulusan cintamu itu …
Adalah kelembutan tutur katamu…
Aku merasakan cintamu itu tulus..
Bukan dari untaian kata yang puitis..
Karena ketulusan cintamu itu..
Aku akan setia untukmu…