Tuan, beberapa jam yang lalu gemintang
telah di pinang oleh malam yang berwajah muram.
Angin menjadi begitu dinginn, meniupi rindu hingga beku sampai pagi tadi. Aku berusaha menghangatkannya dengan secangkir kopi yang pahitnya biasa saja…
Angin menjadi begitu dinginn, meniupi rindu hingga beku sampai pagi tadi. Aku berusaha menghangatkannya dengan secangkir kopi yang pahitnya biasa saja…
Tak seperti kesadaranku, bahwa sepi ini
belum juga terlunasi
Begitu ganjil. Begitu tanpamu Tuan…
Jadi sekarang, ku mohon padamu ...
Jadi sekarang, ku mohon padamu ...
Bisakah kau turun dari syurga sekarang juga?
Aaihh Tuan ...jika saja kau tahu, andai malam bisa bersuara ia pasti mengutukmu. ..
Karena engkau sudah terlalu lama mengajarkan rindu kepadaku…
Bahkan yang membuat kesalku bertambah besar, bahwa malam tadi masih juga sama.
Aku membenci mendengar rintihanku sendiri..
Menyeru sosokmu yang tak kunjung jelma...
Ahh sudahlah Tuan..
Aku tahu jika kopi selalu mengajarkanmu
ketabahan, begitu juga aku.
Dan kisah kita akan tetap bersemi dari cangkir ke cangkir yang bakal kita seduh…
Dan kisah kita akan tetap bersemi dari cangkir ke cangkir yang bakal kita seduh…
Pagi ke pagi sore ke sore…
Maka Tuan, silakan mampir bila-bila saja kau ingin..
Maka Tuan, silakan mampir bila-bila saja kau ingin..
Kerana aku bukan teka-teki titipan
Syurgawi..
by : azka shafir lm
taukah kau ...?
BalasHapusengkau adalah nafasku
engkau adalah aliran darahku
apa aku tanpamu..?
hanya kata tanpa makna
aku berlalu dihadapanmu, saat matamu tak berpaling dari
BalasHapustatapanmu masih kosong dihadapan buku-buku itu
pipimu masih berembun
tengkolah air mataku belum kering menghampirimu
menyapa rerumputan yang menemanimu....
BalasHapusBukalah sejenak pintu hatimu .....
untuk kerinduan di hati ini ...
untuk menggapai sang Purnama nan menanti asa
dalam kebeningan sang mata air nan mengalir lirih
yang teruntaikan senandung gita rindu untukmu...., kekasih hatiku... .