Tidak seharusnya kita melantangkan kata "cinta"
jika hati kita tau,
dia hanyalah sebagai permainan kita.
Tidak seharusnya kita katakan "janji" jika hati
kita tau,
dia hanyalah sebagai persinggahan kita.
Tidak seharusnya kita katakan "rindu" jika hati
kita tau, dia hanyalah salah satunya.
Hatinya terlalu kuat untuk tidak bisa membenci kita,
sebagaimanapun kesalahan dan segala keburukan kita.
Hatinya terlalu kuat untuk tidak bisa menyalahkan kita,
padahal jelas banyak kesalahan yang kita lakukan.
Cintanya terlalu hebat, untuk pergi dari hati yang
menelantarkannya.
Cintanya terlalu hebat, untuk menutupi luka yang
menghancurkannya.
Cintanya terlalu buta, hingga kesalahannya masih disebut
sebagai kebenaran.
Cintanya terlalu egois, hingga menyalahkan diri sendiri
atas semua yang terjadi. Meski akal dan logikanya masih berjalan dan tau, ini
hanya sebuah permainan, tapi tetap saja ia mengikuti alur permainan itu.
Rindunya tidak pernah bersuara.
Rindunya tidak seperti angin yang tak tampak namun terasa.
Untuk seseorang sepertinya, tau apa tentang rindu yang
mengusik?
Untuk seseorang sepertinya, rindu seperti apa yang
membuatnya peka?
Cintanya tidak pernah berhenti.
Cintanya tulus, setulus ia mengikhlaskan kepergiannya
dengan seseorang yang ia pilih.
Cintanya tidak pernah usai.
Cintanya terus mengalir, sekalipun tidak akan pernah untuk
bersatu.
Cintanya selalu abadi
Seabadi perasaan ia terhadapnya, yang merelakan sebuah
kepergian demi kebahagiaannya...
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar di blog Indahnya Berpuisi semoga bermanfaat..dan komentar apapun kami hargai selama masih batas kewajaran...