Malam mengoyak sepi
sisa tawa siang tadi tak banyak ibu..
kuredam bersama kelam dalam sujud malamku
tembang sholawat geraikan airmataku.
sisa tawa siang tadi tak banyak ibu..
kuredam bersama kelam dalam sujud malamku
tembang sholawat geraikan airmataku.
Ibu
sekarang aku mengerti
tentang airmatamu yang jatuh kala malam makin larut
besok raya akan tiba
belum jua terkumpul uangmu untuk tawa diwajah anak anakmu
hanya tersisa secarik kertas bon untuk makan anakmu kemarin
labamu apakah tak cukup ibu
hingga gering senyum dipipi keriputmu.
sekarang aku mengerti
tentang airmatamu yang jatuh kala malam makin larut
besok raya akan tiba
belum jua terkumpul uangmu untuk tawa diwajah anak anakmu
hanya tersisa secarik kertas bon untuk makan anakmu kemarin
labamu apakah tak cukup ibu
hingga gering senyum dipipi keriputmu.
Ibu
dalam linangan airmata akupun begitu
dalam ungkapan doa akupun meminta
sama seperti dahulu saat mengintipmu dalam sholat malammu
kusebut jua namamu ibu
dalam tetes airmataku
kuyakin kau berduka menatap rautku dalam isak
lemas terkulai aku dihamparan sajadahku
ingatmu adalah kekuatanku
soarga kupinta bagimu ibu dalam airmataku
bersama doaku.
dalam linangan airmata akupun begitu
dalam ungkapan doa akupun meminta
sama seperti dahulu saat mengintipmu dalam sholat malammu
kusebut jua namamu ibu
dalam tetes airmataku
kuyakin kau berduka menatap rautku dalam isak
lemas terkulai aku dihamparan sajadahku
ingatmu adalah kekuatanku
soarga kupinta bagimu ibu dalam airmataku
bersama doaku.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar di blog Indahnya Berpuisi semoga bermanfaat..dan komentar apapun kami hargai selama masih batas kewajaran...