Telagaku mulai mengeruh
Tika kemarau datang menyentuh
Sekitarnya, desir pasir mengeluh
Kemana hidup musti ku tempuh?
Tika kemarau datang menyentuh
Sekitarnya, desir pasir mengeluh
Kemana hidup musti ku tempuh?
Merindukan hadirnya siang
Tak berhembus malang
Merindukan pijakan
Kasih ibu dalam pelukan
Tak berhembus malang
Merindukan pijakan
Kasih ibu dalam pelukan
Tinggallah sukmaku berkawan sepi
Tatkala api mengubur mimpi
Derita tak hentinya teratapi
Apakah hidupku selayaknya begini?
Tatkala api mengubur mimpi
Derita tak hentinya teratapi
Apakah hidupku selayaknya begini?
Merindukan hadirnya malam
Tak bermimpi kelam
Merindukan hamparan
Kasih ibu dalam pelukan
Tak bermimpi kelam
Merindukan hamparan
Kasih ibu dalam pelukan
Lalu langkahku terasa goyah
Manakala badai singgah menjamah
Ruas tulangpun kian melemah
Apakah takdirku kini begitu parah?
Manakala badai singgah menjamah
Ruas tulangpun kian melemah
Apakah takdirku kini begitu parah?
Merindukan hadirnya siang
Tak berkhayal petang
Merindukan selimut
Hamparan ibu datang menyambut
Tak berkhayal petang
Merindukan selimut
Hamparan ibu datang menyambut
Lembar hidupku sudalah jadi bubur
Kala waktu menidurkan arahku dalam kubur
Jalan angan angan tamat melebur
Apakah aku dimatamu begitu hancur?
Kala waktu menidurkan arahku dalam kubur
Jalan angan angan tamat melebur
Apakah aku dimatamu begitu hancur?
Merindukan hadirnya malam
Tak berwajah hitam
Merindukan sentuhan
Hamparan ibu abadi dalam kehidupan
Tak berwajah hitam
Merindukan sentuhan
Hamparan ibu abadi dalam kehidupan
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar di blog Indahnya Berpuisi semoga bermanfaat..dan komentar apapun kami hargai selama masih batas kewajaran...