Adalah aku yang mengabaikan sabda.
Yang membiarkan saja jatuh air mata.
Adalah mataku yang terlena megah dunia.
Meski surya usiamu mendekati cakrawala senja.
Adalah tawamu yang menyejukkan jiwa.
Yang memberi arti hingga maaf menjadi bermakna.
Adalah senyummu yang menjadi pendar cahaya.
Dan ucapanmu yang menjelma doa.
Adalah peluhmu yang membungkam dunia.
Karna menyulap setiap mimpi menjadi nyata.
Adalah puisi yang indah diksinya.
Yang mengabadikan setiap cintamu dalam pintalan metafora.
Untukmu tak pernah ku mengubur cinta.
Meski dipendam dalam diam diantara lumpur dusta.
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar di blog Indahnya Berpuisi semoga bermanfaat..dan komentar apapun kami hargai selama masih batas kewajaran...