seketika ada langskap udara menerpa
Pohon pohon pada daun yang sama
Kemaren
Di sini pula ketika mata mulai mencerna warna
Tak sesekali kau terselip diantara birunya langit
Kenapa hari hari di sini
Tak serupa hari dalam lelapku ?
Pohon pohon pada daun yang sama
Kemaren
Di sini pula ketika mata mulai mencerna warna
Tak sesekali kau terselip diantara birunya langit
Kenapa hari hari di sini
Tak serupa hari dalam lelapku ?
Ada yang beda tau bahkan tak sama
Sesekali ku menelan hari
Dan ku cerna terik yang muncul dalam ingatanku
Bahwasany sekeping mimpi segan tuk menjamah
Sesekali ku menelan hari
Dan ku cerna terik yang muncul dalam ingatanku
Bahwasany sekeping mimpi segan tuk menjamah
ya, dikau sekumpulan harap
Yang patah
Kemren,
Kini menjawab lewat senyum
yang mengudang badai gelisah
Di hamparan gurun yang berdebu
Aku tak kan mampu melihat mu
Atau bahkan senyumu
Yang patah
Kemren,
Kini menjawab lewat senyum
yang mengudang badai gelisah
Di hamparan gurun yang berdebu
Aku tak kan mampu melihat mu
Atau bahkan senyumu
Sekali lagi
Dan sama saja
Setelah atau sebelumya
Senyum itu ada,
Aku hanya akan terperana
Dan sama saja
Setelah atau sebelumya
Senyum itu ada,
Aku hanya akan terperana
karya : edi kristiawan
0 komentar:
Posting Komentar
Terima kasih sudah mampir dan berkomentar di blog Indahnya Berpuisi semoga bermanfaat..dan komentar apapun kami hargai selama masih batas kewajaran...